Indonesia terkenal dengan adat dan kebudayaan yang beragam. Dengan  semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, Indonesia dikenal sebagai negara yang  memiliki bermacam-macam kebudayaan dan tradisi. Masing-masing daerah  memiliki kebudayaan yang berbeda-beda tapi tetap memilki tujuan yang  sama. Pada blog kali ini saya akan menjelaskan mengenai kebudayaan pada  daerah asal saya yaitu Sumatera Barat atau Ranah Minang.
Minangkabau  merupakan tanah kelahiran saya dan juga tanah kelahiran kedua orangtua  saya. Minangkabau memiliki berbagai macam suku. Suku awal masyarakat  Minangkabau adalah Koto Piliang yang dipimpin oleh Datuak  Katumangguangan dan Bodi Chaniago dipimpin oleh Datuak Parpatiah Nan  Sabatang. Datuak merupakan panggilan masyarakat Minang untuk seseorang  yang dituakan atau seseorang yang memimpin suatu suku. Tapi lama  kelamaan masyarakat semakin berkembang dan suku pun makin bertambah.  Kedua suku awal tersebut terpecah menjadi bermacam-macam suku,  diantaranya: suku jambak, pili, sikumbang, pisang, koto, dan masih  banyak yang lainnya. 
Masyarakat Minangkabau merupakan masyarakat  yang menganut sistem adat yang khas, yang dicirikan dengan sistem  kekeluargaan melalui jalur perempuan atau matrilineal. Berbeda dengan  masyarakat Jawa atau Sunda yang kebanyakan memiliki sistem patrilineal.  Mama saya memiliki suku pisang dan papa saya suku koto. Dan secara adat  saya dan kedua saudara saya harus mengikuti suku dari mama yaitu pisang.  Karena masyarakat Minangkabau memiliki sistem matrilineal sehingga  warisan dari nenek moyang atau orangtua diberikan kepada anak perempuan.  Mengapa demikian? Menurut nenek moyang pada zaman dulu, laki-laki di  Minangkabau harus berusaha untuk mencari nafkah dan bertanggungjawab  terhadap keluarganya. Jika laki-laki diberi harta warisan, maka dia akan  bersantai-santai dan tidak mau bersusah payah mencari pekerjaan demi  keluarganya.
Para pemuda di Minangkabau jika telah akil baligh  tidak lagi diperbolehkan tidur di rumah orangtuanya, karena rumah hanya  diperuntukkan bagi kaum perempuan beserta suaminya dan anak-anak. Pemuda  Minangkabau biasanya tidur di surau (mushala) dan pulang setelah salat  subuh. Biasanya pada malam hari para pemuda diajarkan pencak silat oleh  para tetua. Namun kebiasaan seperti ini mulai hilang semenjak adanya  modernnisasi.
Minangkabau juga terkenal dengan adatnya yang kuat.  Namun ajaran agama Islam juga kuat pada masyarakat Minangkabau karena  masyarakat Minangkabau memiliki prinsip adat, yaitu “Adat basandi  syara’, syara’ basandi kitabullah” (adat bersendikan hukum dan hukum  bersendikan Alquran) yang berarti adat berlandaskan ajaran agama Islam.  Pada zaman dulu kaum perempuan Minangkabau diharuskan memakai baju  kurung (baju longgar) dan menutup aurat. Namun seiring perkembangan  zaman, kebiasaan itu tidak lagi digunakan. Tapi kaum perempuan Minang  tetap menutup auratnya. Kebanyakan perempuan Minangkabau memakai  kerudung atau jilbab. Perempuan Minangkabau juga diajarkan untuk  bersikap sopan, bertutur kata yang baik, dan lemah lembut. Perempuan  Minangkabau terkenal dengan pandai memasak. Masakan minangkabau juga  terkenal enak di kalangan masyarakat Indonesia. Biasanya masakan  Minangkabau dikenal sebagai masakan Padang. Contoh masakan Padang yang  terkenal adalah rendang, cencang, tunjang (kikil), dendeng balado, dan  lain-lain.
Masyarakat Minangkabau juga terkenal dengan  merantaunya. Dikarenakan para pemuda Minang harus bekerja dan mencari  nafkah, banyak para pemuda itu yang merantau ke daerah lain. Kebanyakan  mereka merantau ke Pulau Jawa. Para perantau yang pulang ke kampung  halaman, biasanya akan menceritakan pengalaman merantau kepada anak-anak  di kampung. Daya tarik kehidupan para perantau itulah yang sangat  berpengaruh di kalangan masyarakat Minangkabau. Siapa yang tidak pernah  mencoba pergi merantau, maka ia akan diperolok-olok oleh teman-temannya.  Hal inilah yang menyebabkan kaum pria Minang memilih untuk merantau.  Kini kaum wanita Minangkabau juga sudah lazim merantau, tidak hanya  karena alasan ikut suami tapi juga karena ingin berdagang, meniti  karier, dan melanjutkan pendidikan; seperti saya. 
Minangkabau  juga memiliki beragam kesenian dan tradisi. Minangkabau mempunyai  kesenian yang bernilai tinggi dan banyak kesenian yang berkembang di  Minangkabau. Contohnya adalah tarian, kerawitan atau musik, dan juga  teater atau drama yang terkenal dengan sebutan randai. Randai merupakan  suatu teater tradisi yang bersifat kerakyatan yang terdapat di daerah  Minangkabau. Sampai saat ini randai masih berkembang dan digemari oleh  masyarakat Minang. Cerita randai ini berupa cerita mengenai kehidupan  masyarakat Minangkabau yang disampaikan lewat gurindam, dendang atau  lagu yang diiringi oleh serangkaian musik tradisional Minangkabau,  yaitu: saluang, rabab, bansi, atau yang lainnya. Randai ini merupakan  serangkain kesenian Minangkabau yang lengkap. Ada tarian, musik, dan  drama. Randai sekaligus menggambarkan kehidupan masyarakat sehari-hari.  Sesuai dengan pepatah adat Minang yang berbunyi: “Kesenian Minang  mambusek dari bumi dan manitiak dari langik” (kesenian Minangkabau  terpusat dari bumi dan datang dari langit). Maksudnya adalah kesenian  Minangkabau itu terpusat dari keadaan di bumi dan terinspirasi oleh  alam.
Masyarakat Minang juga memiliki keahlian dalam membuat  kerajinan. Diantaranya yang terkenal adalah songket. Songket merupakan  kain yang ditenun menggunakan benang-benang yang dipuntal menggunakan  alat tenun. Corak dari songket juga bermacam-macam dan biasanya  terinspirasi dari alam. Sesuai dengan petatah adat Minangkabau yang  berbunyi: “alam takambang jadi guru” (alam bisa dijadikan guru). 
Itulah  yang bisa saya ceritakan mengenai kebudayaan dari daerah saya. Masih  banyak lagi hala-hal yang menarik  mengenai kebudayaan Minangkabau dan  tradisi-tradisinya. Namun hanya ini yang bisa saya jelaskan.  Mudah-mudahan bermanfaat dan bisa menambah ilmu mengenai aneka ragam  kebudayaan di Indonesia. Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan dan  perkataan. Terima kasih. 
Note:  terinspirasi dari  buku pelajaran BAMK (Budaya Adat Minangkabau) SMP dan SMA. 
Adat dan Kebudayaan Masyarakat Minangkabau
18.42 | 
		        
Langganan:
Posting Komentar (Atom)









0 komentar:
Posting Komentar