LOGOTERAPI (LOGOTHERAPY)


LOGOTERAPI (LOGOTHERAPY)

      1.      Konsep Logotherapy
Logoterapi berasal dari kata logos (Yunani) yang dapat diartikan sebagai arti dan semangat. Logoterapi terkadang disebut aliran ketiga dalam terapi psikis, aliran yang lainnya adalah analisis kejiwaan (Freud) dan psikologi individual (Adler). Mereka berbeda dalam analisis kejiwaan yang fokus pada tekad kesenangan, psikologi individual fokus pada tekad kekuatan, dan logoterapi fokus pada tekad makna.
Logoterapi merupakan sebuah aliran psikologi atau psikiatri modern yang menjadikan makna hidup sebagai tema sentralnya. Aliran ini dikembangkan oleh seorang ahli neuro-psikiater keturunan Yahudi, Viktor Emile Frankl. Frankl yang pada awalnya merupakan pengikut Freud dan Adler, membelot dari ajaran para seniornya tersebut. Ajaran ini mulai dikembangkan oleh Frankl pada tahun 1942, di mana ia bersama ribuan orang Yahudi lainnya menjadi tawanan camp konsentrasi maut Nazi di Auschwitz, Dachau, Treblika, dan Maidanek. Pengalaman penuh penderitaan pada camp konsentrasi itu dijadikan Frankl sebagai “Laboratorium hidup” untuk ajaran barunya tersebut.

      2.      Asas-asas Logotherapy
a.       Makna ada pada setiap situasi dalam hidup, baik dalam penderitaan ataupun kebahagiaan.
b.      Kebebasan berkehendak, yaitu di mana setiap manusia memiliki kebebasan yang tak terbatas dalam menemukan makna hidupnya.
c.       Manusia memiliki kemampuan dalam mengambil sikap terhadap penderitaan dan peristiwa tragis yang terjadi.

        3.      Tujuan Konseling Logotherapy
a.       Memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang secara universal ada pada setiap orang, terlepas dari ras, keyakinan, dan agama yang dianutnya
b.      Menyadari bahwa sumber-sumber dan potensi itu sering ditekan, terhambat, dan diabaikan bahkan terlupakan
c.       Memanfaatkan daya-daya tersebut untuk bangkit kembali dari penderitaan untuk mampu tegak kokoh menghadapi berbagai kendala, dan secara sadar mengembangkan diri untuk meraih kualitas hidup yang lebih bermakna.

         4.      Hakikat Manusia dalam Logotherapy
a.       Menurut Frankl, manusia merupakan satu kesatuan utuh dimensi ragawi, kejiwaan, dan spiritual.
b.      Frankl menyatakan bahwa manusia memiliki dimensi spiritual yang terintegrasi dengan dimensi ragawi dan kejiwaan. Frankl menggunakan istilah noetic sebagai padanan dari spiritual, supaya tidak disalahpahami sebagai konsep agama.
c.       Dengan adanya dimensi noetic ini manusia mampu melakukan self-detachment yakni dengan sadar mengambil jarak terhadap dirinya serta mampu meninjau dan menilai dirinya sendiri.
d.      Manusia adalah makhluk yang terbuka terhadap dunia luar serta senantiasa berinteraksi dengan sesama manusia dalam lingkungan sosial-budaya serta mampu mengolah lingkungan fisik di sekitarnya.

       5.      Pandangan Logotherapy terhadap Masalah
Konseling logoterapi merupakan konseling untuk membantu individu mengatasi maslah ketidakjelasan makna dan tujuan hidup, yang sering menimbulkan kehampaan dan hilangnya gairah hidup. Dalam logoterapi masalah adalah ujian hidup yang menurut Frankl harus dihadapi dengan keberanian dan kesabaran. Keberanian untuk membiarkan masalah ini sementara waktu tak terpecahkan, dan kesabaran untuk tidak menyerah dan mengupayakan penyelesaian.

     6.      Hubungan Konselor dengan Konseli dalam Logotherapy
Frankl mengatakan bahwa fungsi konselor bukanlah menyampaikan kepada konseli apa makna hidup yang harus diciptakannya. Melainkan mengungkapkan bahwa konseli bisa menemukan makna, bahkan juga dari penderitaan, karena penderitaan manusia bisa diubah menjadi prestasi melalui sikap yang diambilnya dalam menghadapi penderitaan itu.
Konseling logoterapi berorienytasi pada masa depan (future oriented) dan berorientasi pada makna hisup (meaning oriented). Relasi yang dibangun antara konselor dengan konseli adalah encounter, yaitu hubungan antar pribadi yang ditandai oleh keakraban dan keterbukaan, serta sikap dan kesediaan untuk saling menghargai, memahami, dan menerima sepenuhnya satu sama lain.

       7.      Tahapan-Tahapan Konseling Logotherapy
a.       Tahap perkenalan dan pembinaan rapport.
Pada tahap ini diawali dengan menciptakan suasana nyaman untuk konsultasi dengan pembinaan rapport yang makin lama membuak peluang untuk encounter.
b.      Tahap pengungkapan dan penjajagan masalah
Pada tahap ini konselor mulai membuka dialog mengenai maslah yang dihadapi konseli.
c.       Pada tahap pembahasan bersama, konselor dan konseli bersama-sama membahas dan menyamakan persepsi atas masalah yang dihadapi. Tujuannya untuk menemukan arti hidup sekalipun dalam penderitaan.
d.      Tahap evaluasi dan penyimpulan mencoba memberi interpretasi atas informasi yang diperoleh sebagai bahan untuk tahap selanjutnya, yaitu perubahan sikap dan perilaku konseli. Pada tahap-tahap ini tercakup modifikasi sikap, orientasi terhadap makna hidup, penemuan dan pemenuhan makna, dan pengurangan symptom.
  
        8.      Teknik-teknik Konseling Logotherapy
Viktor Frankl dikenal sebagai terapis yang memiliki pendekatan klinis yang detail. Teknik yang digunakan pada konseling logoterapi yaitu teknik intensi paradoksal, yang mampu menyelesaikan lingkaran neurotis yang disebabkan kecemasan anti sipatori dan hipertensi. Teknik berikutnya adalah de-refleksi. Frankl percaya bahwa sebagian besar persoalan kejiwaan berawal dari perhatian yang terlalu fokus pada diri sendiri.

REFERENSI
Gerald Corey. (2007). Teori dan Praktek Konseling. Bandung: PT Refika Aditama
Tn. (Tt). Konseling Logoterapi. [Online]. Tersedia: http://himappb.webly.com/bk.html. diakses pada 2 Mei 2013

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar