Jasmani dikatakan sehat apabila energi yang ada mencukupi daya tahan yang ada mencukupi memiliki kekuatan untuk menjalankan aktivitas dan kondisi badan terasa nyaman dan sehat. Badan seseorang bekerja secara aktif untuk mempertahankan diri agar tetap sehat sehingga kesehatan selalu harus dipertahankan.
Kesehatan mental menurut UU No.3/1961 adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Sehat sebagai suatu spectrum, Pepkins mendefinisikan sehat sebagai keadaan keseimbangan yang dinamis dari badan dan fungsi-fungsinya sebagai hasil penyesuaian yang dinamis terhadap kekuatan-kekuatan yang cenderung mengganggunya.
Apabila di tinjau dari, kata “mental” berasal dari kata latin, yaitu, ”mens” atau ”mentis” artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa Yunani, kesehatan terkandung dalam kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental merupakan bagian dari hygiene mental (ilmu jiwa).
BEBERAPA DEFENISI KESEHATAN MENTAL
Berikut ini merupakan beberapa defenisi dari kesehatan mental:
1.  Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejola jiwa (neurose) dan gejola penyakit jiwa (psychose).
2. Kesehatan Mental adalah adanya kemmpuan yang memiliki oleh seseorang untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri orang lain, masyarakat atau lingkungannya.
3.  Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan seseorang untuk mengembangkan potensi bakatdadan pembawaan yang ada semaksimal mungkin sehingga menyebabkan kebahagiaan diri sendiri dan orang lain serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa.
4.  Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan dalam fungsi jiwa serta terciptanya kemempuan untukl menghadapi permasalahan sehari-hari sehingga merasakan kebahagiaan dan kepuasan hatinya.
Definisi kesehatan mental menurut beberapa ahli
=> Konsep sehat sendiri mempunyai arti yang sangat luas. ”Sehat” bukan sekedar berarti tidak sakit melainkan pengertiannya bisa lebih luas dari itu. Menurut kamus bahasa Indonesia modern, kata sehat berarti : dalam keadaan yang baik sekujur badan serta bagian-bagiannya, bebas dari penyakit, dalam keadaan waras ; mendatangkan kebaikan pada badan ; baik dalam keadaan biasa atau normal pikirannya; berjalan sebagaimana mestinya.
Dalam definisi lain, sehat adalah kondisi seseorang dimana seluruh bagian dari manusia dapat bekerja sama dengan baik, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sedangkan kata “mental” atau mentalitas berarti : cara berfikir dan berperasaan (afeksi, kognisi, dan konasi). Dengan kata lain mengacu pada kondisi internal individu.
      Kes-Men: Metode / usaha-usaha untuk mencapai mental yang sehat.
      Kesehatan Mental menurut WHO, seseorang yang sehat mental/jiwanya: merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup, menerima orang lain apa adanya (ber-empati dan tidak berprasangka), serta bersikap positif terhadap dirinya sendiri dan orang lain.
      Kes-Men juga dapat dilihat dari berbagai Aspek : Intelektual, Sosial, Spiritual-Moral, Emosional.
      MESANA EN CORPORESANO : “Dalam Tubuh Yang Sehat Terdapat Jiwa yang Kuat”.
      CORPORESANO EN MENASA : “Dalam Jiwa yang Kuat terdapat Tubuh Yang Sehat”.- Alexander Schneider , ilmu Kesehatan mental adalah      ilmu yang mengembangkan dan menerapkan seperangkat prinsip yang praktis      dan bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesejahteraan psikologis      organisme manusia dan mencegah gangguan mental serta ketidak kemampuan      menyesuaikan diri.
 
- Samson, Sin dan Hofilena: ilmu kesehatan mental      sebagai ilmu yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara fungsi fungsi      mental sebagai ilmu yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara fungsi      mental yang sehat dan mencegah ketidak mampuan menyesuaikan diri atau      kegiatan kegiatan mental yang kalut
 
- DB Klein: Ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang      bertujuan untuk mencegah penyakit mental dan mengingkatkan kesehatan      mental
 
- Louis P Thrope: Ilmu kesehatan mental adalah      tahap psikologi yang bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesehatan      mental. 
 
Setelah Perang Dunia II, perhatian masyarakat mengenai kesehatan jiwa  semakin bertambah. Kesehatan mental bukan suatu hal yang baru bagi  peradaban manusia. Pepatah Yunani tentang mens sana in confore sano  merupakan satu indikasi bahwa masyarakat di zaman sebelum masehi pun  sudah memperhatikan betapa pentingnya aspek kesehatan mental.
 
Yang tercatat dalam sejarah ilmu, khususnya di bidang kesehatan  mental, kita dapat memahami bahwa gangguan mental itu telah terjadi  sejak awal peradaban manusia dan sekaligus telah ada upaya-upaya  mengatasinya sejalan dengan peradaban. Untuk lebih lanjutnya, berikut  dikemukakan secara singkat tentang sejarah perkembangan kesehatan  mental.
 
Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
 
Seperti juga psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia, dan  memiliki usia sejak adanya manusia di dunia, maka masalah kesehatan jiwa  itupun telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu dalam bentuk  pengetahuan yang sederhana.
 Beratus-ratus tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit  mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena  itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di  bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang  berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang  mengadakan perbaikan dalam  menanggulangi orang-orang yang terganggu  mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris  adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan  menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel  dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya  usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang  dikemukakan.
 
Masa selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang  dilakukan tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental dikemukakan.  Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam  di Eropa.
Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha  kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan  memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat  banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah  sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas  jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada  abad ke-19.
Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan  mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit  mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia  mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara  penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia  didera dengan pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima  hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam. Dan  banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan  dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua  tahun, beruntung Beers bisa sembuh.
Di dalam bukunya ”
A Mind That Found Itself”, Beers tidak  hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan  tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga  menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara  pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu  meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak  peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian  menyusun satu program nasional, yang berisikan:
- Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
 
- Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap  lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para  penderita penyakit emosi dan mental.
 
- Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
 
- Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.
 
William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan  oleh uraian Beers tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang  menyarankan agar ”Mental Hygiene” dipopulerkan sebagai satu gerakan  kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi 
Connectitude Society for Mental Hygiene.  Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental  Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya. 
KETERKAITAN PENYESUAIAN DIRI DENGAN KESEHATAN MENTAL
(1) Kesehatan mental merupakan kunci dari penyesuaian diri yang sehat
(2) Kesehatan mental merupakan bagian integral dari proses adjusment secara keseluruhan
(3) Kualitas mental yang sehat merupakan fundamen yang penting bagi “good adjusment”.
MASALAH KESEHATAN MENTAL
Kesehatan mental / jiwa selalu mempersoalkan mental/jiwa yang dimiliki seseorang apakah bermasalah ataukan memilki kehidupan rohani yang sehat. Dan juga menegakkan pada keutuhan peribadi psiko-fisik manusia yang menyeluruh.
Kesehatan mental sebagai ilmu membicarakan bangaimana cara seseorang memecahkan masalah batinya sehingga ia mampu memahami berbanagi kesulitan hidup dan melakukan berbagai upaya agar jiwanya menjadi bersih.
Dengan memahami ilmu kesehatan mental adalah arti mengerti, mau dan mampu mengaktualisasikan dirinya, maka seseorang tidak akan megalami bermacam-macam ketegangan kekuatan dan komplik barin. Selain itu, ia melakukan upaya agar jiwanya menjadi seimbang dan kepribadiannya pun terinteraksi dengan baik. Ia juga akan mampu memecahkan segala kesulitan jiwa.
Permasalahan lain yang erat hubungannya dengan ilmu kesehatan mental, antara lain adanya usaha untuk menghindari unsur tekanan batin, komplik pribadi dan menciptakan integrasi batin yang baik untuk melawan ketegangan dan komplik jiwa.
Orang yang sehat  mentalnya mempunyai pribadi normal. Mereka akan bertindak dan berprilaku baik agar dapat di terima oleh masyarakat. Selain itu dalam karakter dirinya terdapat kesesuaian dengan norma dan pola hidup masyarakat.
Yusak Burhanuddin. Kesehatan Mental, Bandung: Pustaka Setia, 1998.
             http://miftah19.wordpress.com/2010/02/09/kesehatan-mental-part-1/